Kegoblokan Massal Gara-Gara Media Sosial
Ditengah masyarakat yang
level pendidikannya masih relatif rendah dan tradisinya membacanya masih sangat
rapuh, seperti : kenapa sejumlah berita
hoax dengan mudah dishare, tanpa dicek akurasinya? Simpel penjelasannya.
Peringkat minat baca buku-buku berkualitas di tanah air adalah no. 2 terburuk
se-dunia, dibawah negara-negara Afrika.
Fakta yang mengejutkan:
Peringkat minat baca
buku-buku berkualitas di tanah air adalah no. 2 terburuk se-dunia, dibawah
negara-negara Afrika.
Saat Anda jarang membaca
buku-buku berkualitas, dan bacanya hanya informasi online abal-abal, maka sel
otak Anda mudah dijebak dalam kultur fitnah, fanatisme buta dan kegoblokan
kolektif.
Tradisi membaca yang buruk
dan kultur intelektualitas yang rendah, acap kali membuat media sosial seperti
Facebook menjadi taman indah dimana berita palsu dan hate speech berbunga
Penumpulan Kinerja Otak
Puluhan riset menunjukkan
saat Anda terlalu sering dihadapkan pada berita-berita negatif yang penuh
kebencian dan kepalsuan; maka psikologi jiwamu akan terguncang. Willpower Anda
akan pelan-pelan tergerus. Dan Anda akan makin pesimis menatap masa depan. sungguh
efek luar biasa dari apa yang di hasilkan berita negatif yang penuh kebencian
dan kepalsuan
Namun barangkali tak banyak
orang yang bisa secara selektif mengolah informasi; dan membedakan mana yang
akurat, dan mana yang palsu.
Itulah ironi kelam era banjir
lautan informasi. Ternyata semakin banyak informasi acap justru makin membuat
kita kian bodoh – bukannya menambah level kepintaran kita.
Dari sisi lain para pelaku bisnis yang memanfaatkan Facebook
untuk marketing; banjirnya informasi abal-abal dan status yang sarat kebencian
juga memberikan dampak negatif.
Kenapa? Sejumlah studi
menunjukkan tingkat engagement Facebook bagi akun-akun bisnis untuk jualan
memang kurang efektif.
Salah satu sebabnya :
terlalu banyak informasi yang distraktif dan memecah konsentrasi para usernya.
Ini makin menjadi-jadi saat ada isu hangat seperti Pilkada, Pilpres atau demo
bla-bla lainnya.
Iklan atau status jualan
dari akun bisnis menjadi tidak mendapatkan perhatian; sebab atensi usernya
sudah terpecah untuk membaca aneka status di Wall Facebook yang bising.
Jika Facebook tidak efektif lagi
untuk para pebisnis atau sah di blokir di Indonesia maka jalan lain adalah
menggunakan akun Instagram mulai dari sekarang.
"Memblokir itu fokusnya
bukan hanya kepada yang punya akun Facebook, tetapi kepada penyelenggaranya.
Platform juga bertanggungjawab, Facebook juga bertanggung jawab," ujar Menkominfo Rudiantara saat diskusi di Galeri Nasional, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta
Pusat.(detik)
sumber
Yodhia antariksa- strategi management
0 Response to "Kegoblokan Massal Gara-Gara Media Sosial"
Posting Komentar