3 Faktor Yang Siap Mengoyak-oyak Masa Depanmu
Bagaimana cara hidup
Agar selalu bahagia?, pertanyaan seperti itulah yang sering muncul dalam benak
berjuta-juta manusia bukan hanya saya sajaa atau kalian akan tetapi mereka
bertriliunan umat setuju untuk mengatakan aku ingin hidup bahagia. Hidup yang
sekali ini tidak ada orang satupun di dunia ini yang mengharapkan ingin
hidupnya merana.
Di kutip dari sebuah
blog terbaik se-indonesia yaitu blog strategi dan majamen yang banyak membahas
tentang masalah SDM dan Srategi bisnis. sangat layak untuk anda baca.
Lebih baik
Kurangi waktu nonton
berita di televisi dan selektif-lah membaca berita-berita di media. Sebab,
terlalu banyak nonton berita di televisi dan media hanya akan menggerus spirit
optimisme dan kebahagiaan dalam jiwamu. ( happiness scientist )
Nah, langsung saja
berikut 3 Faktor Yang Siap Mengoyak-oyak Masa Depanmu atau 3
unsur negatif yang sering menyelinap dalam raga kita, dan membuat kita kian
jauh dari jiwa bahagia yang meruap-ruap.
1. Negative Thinking.
Mungkin hidup saya akan
begini-begini selamanya. Mungkin saya tidak akan pernah dipromosikan ke jabatan
yang lebih tinggi dengan gaji yang lebih memadai. Mungkin selamanya saya tidak
pernah sanggup membeli rumah sendiri.
Kilatan negative
thinking yang pekat dengan aura pesimisme itu kadang menyelinap. Di saat kita
merenung, atau di saat kita letih sehabis pulang kantor dan tiduran di dipan
rumah.
Negative thinking
seperti ini acap membuat motivasi kita melemah, dan membuat kita pelan-pelan
terpepet dalam kepedihan. Energi positif kita kian redup dan jiwa kebahagian
kita terkoyak.
Salah satu cara yang
paling efektif adalah dengan justru meluangkan banyak waktu untuk berpikir ke
arah sebaliknya, ke arah positif dan optimis : suatu saat penghasilan saya
pasti akan melesat, dan saya paham arah kesana. Atau : saya yakin bisa membeli
rumah sesuai impian saya. Hanya soal waktu untuk mewujudkannya.
Lebih banyak meluangkan
waktu untuk berpikir positif dan optimis akan membuat ruang otak Anda untuk
berpikir negatif dan pesimis menjadi kian mengecil. Dan persis dititik itulah,
kebahagiaanmu pelan-pelan naik, dan keajaiban sebentar lagi bisa datang
menghampirimu.
2. Never Ending
Complaining.
Susah pak kerja disini,
sistem karirnya ndak jelas. Boss saya suka pilih kasih pak. Wah targetnya sulit
dicapai mas karena banyak faktor eksternal. Capek kerja disini mas, kerjaannya
banyak gajinya segitu-gitu saja.
Sounds familiar?
Mengeluh, apalagi dengan
frekuensi yang cukup sering, hanya akan membuat energi positifmu tersabotase
dan diam-diam kepedihan akan menyergap.
Sialnya, studi neurologi
membuktikan, saat energi positifmu mengkerut dan kesedihan menyergap, wawasan
kreatifmu otakmu juga nyungsep. Mengeluh akan membuatmu gagal berpikir kreatif,
saat mencoba menemukan jalan keluar bagi situasimu yang kurang menguntungkan.
Never ending complaining
hanya akan membuat sel-sel kreativitas dalam otakmu layu, dan ini bisa memicu
petaka kelam : energi untuk mencari jalan alternatif bagi perbaikan nasibmu tak
lagi tersisa.
Mengeluh hanya akan
membawamu dalam lingkaran setan yang muram : makin sering mengeluh > makin
lenyap energi positifmu > makin mekar aura kesedihanmu > dan saat pikiran
kian sedih maka otakmu gagal menemukan terobosan solusi yang kreatif > dan
hidupmu akan makin terpuruk > dan karena makin terpuruk Anda akan mengeluh
lagi > balik lagi ke kalimat awal.
3. Bad News and Negative
Information.
Studi menunjukkan, makin sering Anda nonton berita di televisi
maka Anda justru akan makin tidak obyektif memandang kehidupan. Studi lain juga
menunjukkan, makin sering menyimak berita di televisi dan media lainnya bisa
membuat Anda makin pesimis melihat masa depan (Seligman, Learned Optimism,
2007).
Kenapa bisa begitu?
Karena ada prinsip absurd dalam bisnis media : bad news is good news. Berita
buruk dan kepedihan (bencana, kecelakaan, korupsi, pemerkosaan, bom) acap lebih
banyak muncul karena konon “lebih menjual”.
Apa akibatnya, saat 85%
berita-berita di media menyajikan kabar buruk (bad news) dan kepedihan?
Pelan-pelan spirit
optimisme dalam jiwamu pudar, digantikan dengan aura pesimisme. Atau juga
melentingkan emosi-mu karena banyak berita yang ditampilkan memang bertujuan
memancing emosi.
sumber :
http://strategimanajemen.net/2015/01/12/the-science-of-happiness-misteri-3-faktor-yang-bisa-menghancurkan-masa-depanmu/
0 Response to "3 Faktor Yang Siap Mengoyak-oyak Masa Depanmu"
Posting Komentar