BUMDesa Terbaik Tingkat Nasional
17 BUMDesa Jawara di Indonesia
Kelahiran BUMDesa adalah
kemenangan awal bagi desa. Dengan BUMDesa kini desa memiliki kekuatan untuk
menentukan langkahnya sendiri membangun kesejahteraan, sebuah kekuatan yang
pupus karena pola kebijakan top down bertahun-tahun sebelumnya. Tetapi sebagai wacana baru,
beragam hambatan yang lebih tepat disebut tantangan, membuat desa harus bekerja
keras mewujudkan peluang itu. Melahirkan BUMDesa bukan kerja ringan, desa harus
bergerak dari tata pemerintahan yang selama ini identik dengan urusan
administrasi dan politik menuju desa sebagai sebuah kesatuan sosial yang mampu
membangun kekuatan ekonomi dengan potensi dan aset serta modal sosial yang
dimilikinya.
Bahkan meski negara
memperkuat posisi desa dengan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, diperkuat
berbagai peraturan hingga Peraturan Desa, ditambah lagi amunisi berupa dana
cair langsung ke rekening desa, tetap saja desa butuh waktu menterjemahkannya
menjadi BUMDesa. Soalnya, proses melahirkan BUMDesa harus menempuh proses
partisipatif, legal dan sesuai dengan koridor yang telah dibuat pemerintah.
Setelah melewati tahap inilah desa baru bisa melangkah pada proses melahirkan
lembaga usaha BUMDesa. Tak heran jika di tahun 2017, jumlah BUMDesa di seluruh
bagian republik ini masih sangat jauh dari harapan.
Salahsatu cara cepat
menularkan virus pembangunan BUMDesa adalah dengan memberikan contoh desa-desa
yang telah berhasil mendirikan bahkan mengembangkannya menjadi lembaga usaha
yang mumpuni. Karenanya pemerintah lantas memilih BUMDesa-BUMDesa terbaik yang
menjadi para Jawara BUMDesa. Dan inilah pilihan pemerintah: 17 BUMDesa terbaik
se-Indonesia dari berbagai penjuru nusantara dengan rupa-rupa cerita.
Tidak banyak yang berani
melakukan langkah seperti Desa Amin Jaya, Kecamatan Pangkalan Banteng,
Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, ini. Berkat BUMDesa bernama
Karya Jaya Abadi, ekonomi warga desa menjadi jauh lebih baik dan tak perlu
tertindas di bawah tengkulak kelapa sawit. Apa yang BUMDesa Karya Jaya Abadi
lakukan?
BUMDesa Karya Jaya Abadi
Berdiri Maret 2014, BUMDesa
Karya Jaya Abadi memposisikan diri sebagai pembeli sawit dari warga secara
langsung. Baru setelah itu sawit-sawit itu dijual ke pabrik-pabrik yang ada di
sekitar daerah ini. Hasilnya, desa yang sebagian besar warganya hidup dari
kelapa sawit ini menjadi lebih sejahtera karena tidak lagi dilindas tengkulak
sawit yang selama ini merajalela.
Langkah berani dan inovatif
inilah yang membuat BUMDesa Karya jaya Abadi menyabet gelar Pemenang Nasional
BUMDesa Kreatif se-Indonesia 2016 dalam gelar pemilihan BUMDesa terbaik
se-Indonesia oleh Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
BUMDesa Pekon Mandiri
Bersatu
Tak kalah hebat yang dilakukan warga Desa Gisting
Bawah, Kecamatan Gisting, Tenggamus, Lampung. Tahun 2014 lalu 20-an warga desa
ini memutuskan membeli pompa air untuk menyedot air dari bendungan tinggalan
Belanda. Sebagian warga desa ini memang mengalami kesulitan mendapatkan air
bersih. Dalam waktu setahun saja ide ini sudah berkembang menjadi perusahaan
air dengan pendapatan Rp. 20 juta per bulan dari pembayaran para pelanggan air
bersih yang dilayaninya.
Kini, dibawah BUMDesa Pekon
Mandiri Bersatu perusahaan layanan air minum ini membukukan ratusan juta rupiah
pendapatan termasuk dari jasa wisata yang mereka kembangkan di bendungan
peninggalan Belanda. Wisata perahu gowes berbentuk bebek adalah salahsatu
hiburan favorit warga di daerah itu. Kini, Rp. 2-3 juta masuk ke pendapatan
BUMDesa Pekon Mandiri Bersatu dari sektor wisata desa ini. Kemampuan memenuhi
kebutuhan paling dasar sekaligus menelorkan gagasan wisata inilah yang membuat
BUMDesa Pekon Mandiri mendapat gelar BUMDesa Berkembang terbaik di seluruh
nusantara.
BUMDesa Amanah
Desa Padang Jaya, Kecamatan
Paser, Kalimantan Timur memang patut diacungi jempol. Berkat BUMDesa Amanah
yang dibangun desa ini, kesejahteraan perekonomian warga di daerah eks Unit
Pemukiman Transmigrasi ini melesat cepat. BUMDes pula yang berhasil
mengentaskan warga dari kondisi kekurangan air bersih yang selama ini mendera
kehidupan mereka.
Direktur BUMDes Amanah Sutarno mengungkapkan, kekurangan air bersih
adalah problem masyarakat Padang Jaya bertahun-tahun. “ Karenanya menjadi
prioritas bagi BUMDesa mengatasi masalah ini,” katanya. Hasilnya, kini hampir
100 persen warga Padang Jaya sudah bisa menikmati air bersih dengan lancar.
Dalam saat yang sama layanan air bersih ini mengalirkan keuntungan bagi BUMDesa
sebagai unit usaha pelayanan air bersih.
BUMDesa Amanah terus
mengembangkan sayap, BUMDesa membeli produk sawit warga untuk kemudian dijual
kepada pabrik, ini cara BUMDesa menjaga harga sawit agar stabil dan
menguntungkan warga. Soalnya, selama ini harga sawit dikendalikan oleh
tengkulak. Tak hanya itu, BUMDesa Amanah juga menyediakan sekalian bibit sawit
sehingga warga tidak perlu mencari bibit ke pihak lain. Unit usaha lainnya
adalah layanan pasar desa yang kini menjadi pusat ekonomi warga di desa ini
juga layanan pembayaran listrik.
Kecepatan mengembangkan
usaha dan kualitas layanan BUMDesa Amanah tak hanya mendatangkan pendapatan
bagi desa tetapi juga mampu
menyelesaikan masalah sosial seperti air bersih. Pasar desa yang
dibangun BUMDesa juga mampu menggerakkan gairah ekonomi desa ini menjadi jauh
lebih cepat sehingga mengalirkan kesejahteraan pada warganya. Deretan prestasi
inilah yang membuat BUMDesa Amanah terpilih menjadi BUMDes terbaik kategori Eco
Agriculture dalam pemilihan BUMDesa terbaik se-Indonesia yang digelar Menteri
Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, baru-baru ini.
BUMDesa Mandala Giri Amertha
Desa Alasangker, Kecamatan
Buleleng, Bali, juga mencuatkan prestasi. Untuk mendongkrak ekonomi warga
pemerintah desa memutuskan membangun BUMDesa Mandala Giri Amertha dengan unit
usaha utama lembaga perbankan yang memberikan kredit bunga rendah kepada warga
desa. Tak hanya bunga rendah saja, lembaga keuangan yang digerakkan BUMDesa ini
juga memastikan pinjaman yang diajukan warga desa memang diperuntukkan sebagai
modal meningkatkan produktivitas dan bukannya mendorong konsumerisme.
Pengelolaan lembaga keuangan
yang dilakukan BUMDesa juga tidak tanggung-tanggung, mereka memiliki sistem
kerja modern dengan sistem administrasi yang rapi dan transparan. Hasilnya,
BUMDesa ini terpilih menjadi BUMDesa terbaik Kategori Berkembang.
BUMDesa Lentera
Warga Desa Lendang Nangka,
Kecamatan Masbagik, Lombok Timur sangat sadar dengan kekayaan alam yang
dimiliknya yakni air bersih dari pegunungan Rinjani yang megah itu. Maka
dimulai 2008 lalu dirikanlah BUMDesa Lentera mengelola air bersih melayani 778
KK di desanya yang kini terus meluas. Inilah yang membuat Lentera memenangi
predikat BUMDesa Terbaik Kategori Inovatif.
Penghargaan itu diterima
BUMDesa Lentera dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi tahun ini bersama
puluhan BUMDesa lainnya dari berbagai
Ketegori. Salahsatu keistimewaan Asih Tigasa, nama perusahaan air minum yang
dikelola Lentera, adalah harga air yang sangat murah yakni Rp. 200 per meter
kubik, jauh lebih murah dari harga yang umumnya dibandrol perusahaan air minum
lainnya.
Air minum nan bersih dan
segar asli gunung itu menjadi berkah bagi masyarakat Desa Lendang Nangka dan
sekitarnya setelah BUMDesa lentera membangun perusahaan ini. Ini bukan sesuatu
yang muda mengingat Lentera harus mengolah air yang jaraknya lebih dari satu
kilometer dari pusat desa. Yang unik adalah, dengan kerelaan hati yang tinggi
masyarakat Desa Lendang nangka ikhlas menambah iuran air untuk dana pembangunan
desanya.
Sedikitnya Rp. 4 juta masuk
ke kas desa oleh inovasi yang dilakukan Lentera hingga saat ini, Lentera sudah
melayani 778 pelanggan yang tersebar di 13 dusun.
BUMDesa Mattiro Bulu
BUMDesa Mattiro Bulu, Desa
Bontotirto, Kecamatan Bantaeng, Sulawesi Selatan melakukan terobosan yang mampu
membangun partisipasi warganya. Dikomandani pemudi setempat, BUMDesa ini
membangun Simpan Pinjam khusus perempuan yang kini beromzet Rp. 600 juta lebih.
Mattiro Bulu juga membangun rupa-rupa unit usaha yang mengalirkan pendapatan ke
kas desa sehingga bisa dimanfaatkan untuk membangun berbagai kebutuhan desa.
Salahsatunya beternak ayam petelur yang skala usahanya terus membesar.
BUMDesa Tamangalle
Bertahun-tahun lalu para
istri menunggu suaminya pulang dari laut dengan nelangsa karena harus hidup
dengan ekonomi pas-pasan. Tapi setelah BUMDesa Tamangalle Bisa lahir, warga
Desa Tamangalle, Kecamatan Balanipa, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, kini bisa
bernafas lega. Sarung tenun sutra buatan mereka laris manis tanjung kimpul.
Inilah yang membuat Tamangalle Bisa menjadi salahsatu BUMDesa Terbaik Kategori
BUMDesa Rintisan Handy Caft dan Kerajinan Desain.
Salahsatu penenun Hanifah
mengungkapkan, dahulu sebelum BUMDesa menangani penjualan sarung tenun buatan
para perempuan desanya, pendapatan per bulan mereka paling hanya Rp. 500 ribu.
“ Para pembeli datang ke rumah kami sehingga harganya menjadi rendah. Kini
setelah di bantu penjualannya oleh BUMDesa, sarung buatan kami naik harga,”
katanya. Sebulan paling tidak empat lembar sarung terjual. “ Kami mendapat Rp.
1 juta sekarang,” kata Hanifah.
Sarung Sutra buatan
Tamangalle bukan tenun biasa. Dari desa saja sarung ini sudah
dibandrol Rp 200
– 400 ribu selembar. Di bawah pengelolaan BUMDesa kini 25 orang penenun membuat
sarung khas desa mereka setiap hari, pada masa awal BUMDesa berdiri hanya ada
15 orang saja.
Kepala Desa Tamangalle
Husain Nawawi menyatakan, pilihan memasarkan sarung karena sarung sutra daerah
ini memang sudah dikenal baik daerah-daerah sekitar Polewali Mandar. “ Lagipula
para penenun itu semuanya perempuan yang sedang ditinggal melaut para suaminya
sehingga mereka punya banyak waktu luang menenun benar-benang sutra di
rumahnya,” kata Husain. Para bapak di desa ini bisa menghabiskan waktu 6 bulan
sekali berlayar.
Peran perempuan menambah
pendapatan keluarga sudah menjadi tradisi di kampung ini. “ Karenanya kami
pilih tenun sebagai usaha yang harus di support BUMDesa. Soalnya sangat
mempengaruhi kehidupan sebagian besar warga yang secara turun-temurun hidup
sebagai nelayan,” ujar Husain
Penanganan hasil tenun warga
oleh BUMDesa awalnya bermodal Rp. 50 juta dari dana desa dan kini terus
mengembang. Untuk melebarkan pemasaran, BUMDesa memanfaatkan pameran produk dan
jaringan media sosial. “ Kami masih terus meningkatkan kualitas produk dan
kemasan agar kami bisa menjual pada wilayan nasional,” ujar Husain. Kemampuan
membaca potensi desa berupa kerajinan tenun membuat desa ini terpilih menjadi
BUMDesa Terbaik oleh Kementerian, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, baru-baru ini untuk Kategori Kategori Rintisan Handycraft –
Kerajinan Disain BUMDes.
BUMDesa Tunas Jaya Sasak
Namanya BUMDesa Tunas Jaya
Sasak, melayani penjualan es balok bagi para nelayan dengan harga yang lebih
murah dibanding toko biasa. Mereka juga mengelola penjualan bahan bakar dengan
mendirikan stasiun pengisian bahan bakar untuk para nelayan dengan harga yang
ramah dibanding penjual umumnya. Dengan cara ini para nelayan bisa menekan
biaya operasional ketika mereka melaut.
Kepala Nagari Sasak Arman
mengatakan, Tunas Jaya Sasak memfungsikan diri sebagai unit usaha yang
mencukupi kebutuhan para nelayan.” Sehingga tidak dimainkan oleh tengkulak yang
selama ini berkuasa,” katanya. Warga nelayan juga sudah mulai percaya pada
BUMDesa- nya karena membuat kebutuhan mereka gampang didapat dan murah.
Mendukung sepenuhnya mata
pencaharian nelayan di desanya dilakukan Tunas Jaya Sasak dengan membuka Warung
Nagari yang menyediakan beragam kebutuhan peralatan melaut mulai dari aneka
pancing, tali pancing dan berbagai keperluan para nelayan.
Tak hanya itu
di toko yang berfungsi
sebagai kantor ini para nelayan
bisa mengajukan pinjaman modal dengan
bunga murah tanpa agunan. “ Sehingga nelayan bisa melangsungkan kegiatan
mencari ikan dengan jauh lebih mudah sekarang,” ujar Sang Kepala Desa. Pilihan
orientasi bisnis mendukung mata pencaharian utama warga desa inilah yang
membuat Tunas Jaya Sasak menyabet BUMDesa.
BUMDesa Andal Berdikari
BUMDesa Andal Berdikari,
Desa Dalil, Kecamatan Bakam, Kabupaten Bangka-Belitung, baru berdiri 2014 lalu
tetapi kemajuannya bak bintang kejora. Dari kebun Sawit lima hektar yang
dikelolanya, BUMDesa ini langsung membentuk usaha simpan-pinjam untuk mendorong
UKM di desanya. Kini, Dalil menggenjot potensi wisata desanya berupa air terjun
dan wisata hutan. Alam yang indah membuat Dalil segera menyedot wisatawan.
Direktur BUMDesa Andal
Berdikari Yazi mengungkapkan, tahun pertama saja dari panenan Sawit BUMDesa
menangguk untung Rp. 83 juta. “ Sepanjang 2015 kami memanen 77 ton sawit, jadi
per bulan kami panen 6,4 ton. Dari panen itu sepanjang 2015 kami mendapatkan
Rp. 83 juta,” katanya. Setelah itu mereka mendirikan usaha simpan pinjam untuk
UKM dan segera mendorong UKM di desa itu.
Menyadari keindahan alam
yang dimilikinya desa ini segera bergerak membenahi potensi wisata dimiliki.
Berada di dekat hutan membuat desa ini dilimpahi sungai-sungai
jernih termasuk beberapa air terjun di Bukit Maras, tak jauh dari desa. Kepala
Unit Jasa Wisata Budi Sugito menyatakan, beberapa air terjun menjadi andalan
utama wisata di sini. “ Tetapi kami juga punya wisata hutan yang banyak
menyajikan keindahan alam termasuk fauna,” katanya.
Kemampuan mengolah potensi
alam inilah yang mengantarkan BUMDesa Andal Berdikari meraih Gelar BUMDesa
Terbaik se-Indonesia Kategori Rintisan Tourism-Natural yang digelar Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 2016 ini. Reputasi desa
ini bukan hanya sebatas lokal. Hutan di desa ini juga ditetapkan menjadi Kebun
Raya Daerah Bangka-Belitung yang berarti menjadi salahsatu obyek wisata andalan
kabupaten bahkan provinsi.
BUMDesa Maju Makmur, Desa
Minggirsari
Desa Minggirsari, Kecamatan
Kanigoro, Blitar, Jawa Timur memiliki potensi pertanian yang potensial sehingga
didorong BUMDesanya menjadi lebih produktif. Bernama BUMDesa Maju Makmur, Desa
Minggirsari terpilih menjadi BUMDesa Terbaik Kategori Rintisan Eco-Agriculture.
Maju Makmur bahkan sudah
berdiri sejak 2008, jauh hari sebelum desa-desa lain beramai- ramai mendirikan
BUMDesa. Berbekal modal Rp. 70 juta, Maju Makmur mendirikan Unit Usaha Simpan
Pinjam yang kini sudah meraksasa
dan beromzet Rp. 700 juta. Beragam produktivitas warga telah
berhasil didorong simpan pinjam ini mulai dari tukang las, peternak sapi hingga
bakul kelontong di desa.
Direktrur BUMDesa Maju Makmur
Hariyanto menjelaskan, selain berhasil mendorong produktivitas UKM di desanya
BUMDesa juga mengembangkan pertanian desa dengan mendirikan penyediaan Sarana
Produksi Pertanian (Saprotan) yang dengan cepat menciptakan kemajuan pesat di
bidang pertanian di desa ini.
BUMDesa Aneotob, Desa Binaus
Seperti yang terjadi
dilakukan BUMDesa Aneotob Desa Binaus, Kecamatan Mollo Tengah, Kabupaten Nusa
Tenggara Barat. Dari sumber mata air yang dimiliki Binaus, desa ini membangun
tujuh bak penampungan air di beberapa titik di desa itu sehingga warga bisa
mendapatkan air bersih dari bak penampungan paling dekat dengan rumah mereka.
Sebulan warga membayar Rp. 20 ribu untuk jasa penyediaan air bersih ini.
Dibanding BUMDesa lain yang
sudah bisa mengalirkan air dari kran di rumah-rumah warga, yang dilakukan
Aneotob masih jauh ketinggalan. Tetapi hingga sejauh ini apa yang dilakukan
BUMDesa Aneotob adalah luar biasa karena persoalan air bersih adalah maslaah
sangat urgen di desa itu. Aneotob membuktikan diri sebagai badan desa yang
mampu menjawab kebutuhan penting masyarakat desanya. kemampuan menjawab
kebutuhan urgen itulah yang membuat Binaus menyabet gelar BUMDesa Terbaik
se-Indonesia Kategori Inovatif.
BUMDesa Tirta Mandiri
Namanya Desa Ponggok, inilah
desa dengan karunia alam mengagumkan berupa air. Berderet mata air yang disebut
umbul terdapat di tanah desa ini bernama Umbul Besuki, Umbul Sigedang, Umbul
Ponggok, Umbul Kapilaler dan Umbul Cokro. Rombongan mata air inilah yang
kemudian menyulap desa ini menjadi desa wisata kondang dengan kolam renang
berair jernih, sehat dan alami.
Umbul Cokro dan Ponggok
adalah dua mata air jernih alami dengan debit begitu besar sehingga menciptakan
kolam raksasa. Uniknya, kolam renang di umbul ini tidak berlantai beton seperti
umumnya kolam renang lain melainkan berlantai bebatuan alami menghiasi lantai
kolam. Yang paling hebat, ribuan ikan bersliweran membuat mandi di kolam ini
seperti berada di akuarium raksasa. Bedanya siapapun boleh mandi dan berenang
bersama ikan- ikannya.
Kreativitas warga Desa
Ponggok tak terhenti sampai disitu. Bagi Anda penggemar foto selfi, Anda bisa
berpose di bawah air dengan beragam gaya mulai dari naik motor, bermain gitar
hingga foto pre wedding bawah air yang bakal menjadi kenangan tidak terlupakan.
Semua perlengkapan disediakan para pengelola, termasuk kamera yang bisa
memotret di bawah air. Itulah keelokan Ponggok sehingga sering disebut sebagai
‘Bunaken van Klaten’.
“ Kami lalu membangun sarana
wisata, memoles kolam menjadi nyaman untuk mandi berbagai sarana lain. Dengan
cepat Ponggok dikenal orang dan wisatawan terus meningkat jumlahnya dari hari
ke hari,” ujar Junaedi di sela penganugerahan BUMDesa Ponggok sebagai BUMDesa
kategori paling Trendi se-Indonesia. Ini adalah perhelatan yang digelar
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Beragam kerja kreatif Tirta
Mandiri membuahkan hasil dengan cepat. Dari pendapatan sektor wisata air tahun
2016 ini BUMDesa Ponggok menargetkan target pendapatan: Rp. 9 Miliar. “ Kami
optimis bisa dicapai hingga Desember 2016, soalnya Oktober saja kami sudah
mengantungi pendapatan Rp. 8,2 miliar,” Mulyono.
Tidak hanya umbul ini yang
ramai didatangi orang, desa ini juga banyak menawarkan kolam- kolam pemancingan
dengan hidangan ikan segar hasil pancingan dari kolam-kolam berair jernih itu.
Kolam pemancingan dan berbagai layanan untuk para wisatawan itu segera merubah
wajah Ponggok menjadi jauh lebih sejahtera sekarang.
Duabelas tahun silam bencana
air bah raksasa menghancurkan gampong (baca: desa) ini. Tsunami itu tak hanya
merenggut begitu banyak nyawa tetapi juga menghancurkan infrastruktur ekonomi
bahkan pendidikan. Hingga tahun lalu desa ini bahkan bahkan tidak memiliki
satupun sekolah untuk anak-anak mereka. Hingga akhirnya mereka menggalang
swadaya dan berhasil membangun fasilitas pendidikan dengan kekuatan mereka
sendiri.
Kepala Desa Blang Krueng
Teuku Muslem mengungkapkan, sejak tsunami menerjang gampongnya, warga desanya
kesulitan mendapatkan kursi sekolah karena desa ini tidak memiliki satupun
sekolah, bahkan Sekolah Dasar sekalipun. “ Perangkat desa lalu mengajak bertemu
seluruh warga untuk mencari solusi soal pendidikan ini. Dalam pertamuan itu
kami semua sepakat masalah pendidikan formal dan agama adalah masalah mendasar
dan sangat penting yang harus kami atasi segera,” kata Keuchik (sebutan untuk
kepala desa).
Para pemuda pelopor ini lalu
mengajak seluruh warga untuk berkumpul menggelar rembug desa. “
Berminggu-minggu kami membangun kesadaran dengan mengajak bicara warga,
memasang spanduk, selebaran dan beragam cara. Soalnya situasi kami masih hancur
lebur akibat tsunami sehingga butuh kerja keras mengajak mereka berpikir
mengenai nasib desa,” ujar Badlisyah.
Lalu para pemuda memutuskan
menciptakan momen yang kelak menjadi sangat bersejarah bagi gampong ini. “ Kami
membuat malam pentas seni anak-anak Blang Krueng. Beragam kesenian lokal kami
tampilkan. Warga bergembira,” kenang Badlisyah. Dalam suasana gegap gempita
itulah lalu sang pembawa acara mengumumkan untuk melakukan penggalangan dana
demi membangun sekolah.
Dengan penuh keikhlasan
warga segera mengulurkan apa saja yang mereka bisa. “ Ada yang menyumbang Rp. 5
ribu hingga ada warga yang dengan luar biasa menyerahkan sumbangan Rp. 7 juta,”
kisah Badlisyah. Hebatnya, angka Rp. 7 juta sebagai sumbangan terbesar itu
justru diberikan oleh warga yang kondisi ekonominya pas-pasan. Beberapa hari
kemudian terkumpullah Rp. 50 juta.
Kemudian bergotong-royong
warga Blang Krueng merenovasi bekas aula desa menjadi dua ruang kelas sehingga
berdirilah Sekolah Dasar Islam Terpadu Hafizul Ilmi. Warga juga merombak
bangunan di samping posyandu menjadi TK IT Hafizul Ilmi. Untuk memenuhi kebutuhan peralatan, warga
yang tidak bisa menyumbang uang bahu-membahu membuat meja, kursi, papan tulis
dan berbagai kebutuhan belajar anak-anak mereka.
Selain desa terbaik dalam
membangun kesadaran memajukan pendidikannya, Blang Krueng memiliki BUMDesa yang
juga jagoan mengelola usaha. BUMDesa Blang Krueng memiliki usaha penyewaan 10
rumah yang tiap tahun menyumbangkan pendapatan kotor Rp 60 juta. Ditambah lagi
dari beberapa unit usaha yang dikelola BUMDesa seperti penggemukan sapi dan
sebagainya. BUMDesa inilah yang menyumbangkan jasa menggaji para guru demi
berlangsungnya pendidikan bagi anak-anak Blang Krueng.
Tak sampai disitu, desa ini
juga menerbitkan peraturan desa yang mewajibkan semua anak Gampong Blang Krueng
harus bersekolah dari SD hingga SMA dalam jenjang formal. Satu lagi, desa ini
juga mewajibkan semua anak Blang Krueng harus bisa mengaji dan mendapatkan
pendidikan agama yang baik. Pendidikan agama memang sudah menjadi tradisi kuat
dalam kehidupan masyarakat Serambi Mekah ini.
Inisiatif desa membangun
sendiri fasilitas pendidikan bagi warga mereka inilah yang mengantarkan Blang
Krueng menjadi Juara I Lomba Desa di Provinsi Aceh. Di tingkat nasional Blang
Krueng menyabet gelar terbaik untuk BUMDesa Kategori Partisipatif karena
BUMDesa- nya turut mendorong kemajuan di bidang pendidikan desanya pada
pemilihan BUMDesa terbaik se-Indonesia yang digelar Kementerian Desa
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Bukan itu saja, Blang Krueng
juga dinobatkan sebagai satu dari tujuh Desa Unggulan se- Indonesia oleh
Majalah Tempo berkat kegigihan warga Gampong dan perangkat gampong mereka
mengentaskan warganya menjadi warga berpendidikan. Mimpi warga Blang Krueng tak
terhenti di sini, mereka bertekad bisa memiliki lembaga pendidikan SMP, SMU
bahkan perguruan tinggi. Yang pasti semangat warga gampong ini, inisiatif dan
kesadaran kolektif yang mereka miliki membuat Blang Krueng memang desa yang
unggul dan berprestasi.
BUMDesa terbaik se-Indonesia
di berbagai bidang yang dihelat Kementerian Desa dan PDTT 2016 :
Kategori BUMDesa Berkembang
: adalah BUMDes Mandala Giri Amertha, Bali
Kategori BUMDes Trendy :
BUMDes Tirta Mandiri Ponggok, Jawa
Tengah,
Kategori BUMDes
Eco Agriculture : BUMDes
Amanah, Kalimantan Timur.
Kategori BUMDesa Inovatif
terpilih : BUMDes Lentera Nusa Tenggara Barat, BUMDes
Aneotob Nusa Tenggara
Timur, BUMDes Mandiri dari Sumatera Utara.
Kategori BUMDes Partisipatif
: BUMDes Blang Krueng Aceh Besar dan BUMDes Mattiro
Bulu, Sulawesi Selatan
Kategori BUMDes Rintisan
Handycraft dan Kerajinan Desain: BUMDes Tammangalle Bisa Sulawesi Barat,
Kategori BUMDes Rintisan
Berkembang : BUMDes Tunas Jaya Sasak, Sumatera Barat,
BUMDes Karya Usaha,
Bengkulu dan BUMDes Cahaya Makmur, Sulawesi Tengah.
Kategori BUMDes Rintisan
Tourism dan Natural : dimenangi BUMDes Andal Berdikari,
Bangka Belitung.
Kategori BUMDes Rintisan
Eco-Agriculture : dijuarai BUMDes Maju Makmur Jawa Timur. Sedangkan
Kategori BUMDes Rintisan
Partisipatif terpilih : BUMDes Bebedahan Berkah, Banten.
Sumber : aryadji; berdesa dan
Site Ebook Berdesa.com
0 Response to "BUMDesa Terbaik Tingkat Nasional"
Posting Komentar