Trik Menjual Barang yang Kurang / Tidak Laku di Toko Online
Khawatir ?, jika banyak stok
dari item itu bertumpuk di ruang penyimpanan Saudara. Sebelum Saudara buru-buru
mengelar diskon yang bikin brobok dan
itu pun belum tentu terjual semisal saudara
sampai prematur cuci gudang dan bisa jadi malah di-blok oleh followers Saudara
karena terus-menerus promo produk yang sama atau mungkin mereka akan
berbondong-bondong kabur meninggalkan Toko Online saudara.
Sebuah rahasia, cara sukses
jualan di online shop, yang didukung hasil riset ilmuwan Austria yang menemukan
fakta kalau harga, model, merek atau spesifikasi bukan pemicu utama dibalik
alasan konsumen memilih sebuah produk dibanding yang lain.
Ada satu faktor pemicu
diluar itu semua yang mendorong pilihan konsumen. Saudara akan terkejut mengetahui pemicu itu
sangat sederhana. bahkan cenderung tidak logis.
Untuk memudahkan Saudara
memahami faktor pemicu ini ada 1 contoh yang sepertinya Saudara pun sering mengalaminya?
Contoh 1:
Bayangkan diri Saudara
berjalan masuk ke sebuah toko elektronik. Saudara hendak membeli televisi baru.
Lalu Saudara menyusuri lorong yang diapit rak-rak berisi aneka tipe televisi.
Sampai diujung kementokan lorong, Akhirnya Saudara mulai menimbang pilihan yang
baru saja lihat-lihat dan kemudian, Saudara
kembali ke titik awal dimana tipe televisi yang pertama kali Saudara lihat
berada. Saudara menujuk itu dan meminta pramuniaga mengemasnya.
Contoh 2
Saya ingin membeli sepatu di
toko ofline toko sepatu, ketika saya mulai mencari ada sepatu yang sekira pas
pada pandangan pertama yang saya lirik dan mencobanya. Dalam hati “ah mungkin
ada yang lain yang lebih bagus” kemudian saya mencoba berjalan dari tempat
pertama saya melihat sepatu. Pilihan demi pilihan ternyata saya sudah memilih
10 sepatu yang saya coba. Tetapi secara tidak sadar otak menginstrupsikan bahwa
sepatu nomor 1 jauh lebih nyaman dan keren. Alhasil sepatu nomor 1-lah yang saya
beli
.
Apakah Saudara pernah
mengalami cerita diatas jika mengganti televisi, baju, sepatu, buah atau sayur
?
Benar.............
Kecenderungan memilih yang
pertama terjadi pada segala aspek keseharian manusia.
Saudara hanya tidak
menyadari saat kejadian itu berlansung. Saudara mengira telah memilih
berdasarkan rasio & pertimbangan logis mengenai harga, spesifikasi, dsb –
seperti contoh kasus di atas. Tapi tidak. Dorongan bawah
sadar untuk memilih yang pertama bertanggung jawab besar atas keputusan Saudara.
Perilaku ini disebut efek primacy dalam ilmu psikologi
Efek primacy adalah perilaku
dimana otak kita cenderung menghakimi ‘yang pertama adalah yang terbaik’. Kita
mengingat lebih baik apa yang kita lihat dan alami pertama kali.
Penelitian demi penelitian
selama setengah abad terakhir telah mengkonfirmasi kebenaran efek primacy dalam
memicu pilihan manusia dan dunia pemasaran mengambil banyak keuntungan dari
pengetahuan ini.
Contohnya, penjual dengan
sengaja mengatur penempatan barang-barang jualannya, memilih satu atau beberapa
item untuk ditempatkan di area dimana Saudara bisa melihatnya terlebih dahulu,
sebelum melihat item yang lain.
Jika Saudara pernah masuk ke
toko buku dan akhirnya Saudara membeli buku di rak yang ditempatkan persis
didepan pintu masuk, itu berarti Saudara telah menjadi korban praktek
ini.Pertanyaannya sekarang, apakah perilaku ini juga terjadi saat orang belanja
online ?
Lalu bagaimana menerapkan
pengetahuan ini kedalam bisnis online shop Saudara agar sukses menjual barang
yang belum, atau kurang laku ?
Hasil uji efek primacy pada
konsumen online shop
Saudara sudah lama tahu
mereka yang belanja online umumnya lebih waspada. Pengunjung online shop lebih
teliti membandingkan harga, spesifikasi, foto, dsb,
Disisi lain teknologi
memanjakan mereka dengan kemewahan yang tidak diperoleh saat belanja di toko
fisik. Cukup membuka tab baru di browser mereka bisa membandingkan satu item
dengan yang lain tanpa beranjak dari sofa atau kata lelah.
‘apa efek primacy masih
mempengaruhi orang saat belanja online ?’
Jawabannya, YA.
Alasanya !
Pengunjung online shop
adalah manusia yang sama yang belanja di toko fisik. Teknologi serta cara belanja
berubah, dan akan terus berubah, tapi manusia tidak. Mereka tetap manusia yang
sama dengan perilaku yang sama.
Perilaku ‘memilih yang
pertama mereka lihat’ juga jadi faktor pemicu konsumen dalam mengambil
keputusan akhir memilih sebuah produk di online shop
Dan Hasil riset yang
mendukung pernyataan ini :
Dalam sebuah percobaan,
Alexander Felfernig, dkk dari Klagenfurt University, Austria, mengamati
perilaku konsumen saat belanja di sebuah online shop yang menawarkan 4 pilihan
tenda camping (outdoor).
Ke-empat jenis tenda itu
disusun dalam satu deretan horizontal, seperti terlihat pada screenshot dibawah
:
Untuk menguji pengaruh efek
primacy, para peneliti sengaja mengatur urutan tenda dalam berbagai variasi.
Dan terlepas dari perbedaan
bentuk, dan spesifikasi teknis dari masing-masing tenda, peneliti menemukan
hasil yang mengejutkan :
Produk yang menempati urutan
pertama dipilih 2,5 kali lebih sering oleh pembeli daripada yang lain.
Dengan kata lain, faktor
urutan penempatan sebuah produk jauh lebih menentukan dari faktor lain, seperti
model & spesifikasi teknis.
Lihat pahamkan bahwa efek
primacy berlaku.
Cara menggunakan efek
primacy untuk menjual produk yang kurang laku
Mulai dengan membuat daftar
item produk yang kurang laku atau banyak menumpuk di gudang Saudara.Kemudian masing-masing item
itu akan kita tempatkan di urutan pertama pada 3 area strategis di online shop Saudara,
yaitu :
Area#1 paling atas homepage
Pilih satu item dari daftar Saudara
dan menempatkan foto produk tersebut tepat dibawah header. Mengenai ukuran dan
jenis gambar (statis atau slider), tergantung pada platform & template
online shop Saudara.
Produk yang Saudara
tempatkan di area ini akan menjadi yang pertama dilihat pengunjung sebelum
mereka bergulir ke bawah.
Area#2 Deretan produk
terbaru
Pilih satu item lagi dan
menempatkannya di urutan pertama pada deretan produk terbaru (new arrivals, hot
items, featured products atau apapun istilah yang Saudara gunakan). Katakanlah
ini semacam re-launching dari stok lama.
Karena mata kita memindai
halaman web dari kiri ke kanan. Jadi foto produk yang menempati urutan pertama
sebelah kiri, mestilah yang pertama kali dilihat mata pengunjung.
Area #3 Halaman kategori
Halaman kategori biasanya
dipenuih puluhan foto produk yang tersusun horizontal – vertikal. Pastikan
kategori produk yang kurang laku menempati urutan pertama
Catatan : Saudara boleh
merotasi item secara berkala untuk menguji trik ini pada produk yang lain. Kadang-kadang seluruh item
produk Saudara terjual normal, sehingga Saudara tidak khawatir ada stok yang
menumpuk.
Tapi pikirkan ini. Sebagian
produk Saudara memiliki margin lebih besar dari yang lain. Benar ?
Sehingga otomatis pendapatan
total Saudara lebih tinggi, jika Saudara menjual lebih banyak produk yang
menyumbang margin besar.
Saudara bisa mewujudkan itu
dengan cara yang sama seperti Saudara menjual produk yang kurang laku. Praktis yang Saudara
kerjakan hanya memindahkan satu foto produk keurutan pertama. Itu saja.
Sekian Trik Menjual Barang yang Kurang / Tidak Laku di Toko Online yang saya rewrite dari Mas Rudianto. Semoga bermanfaat
salam Blog Lokal MASYIS.
Ditulis 3 Jam
Sumber pendukung :
Imer Rudianto- toko online kurang laku
0 Response to "Trik Menjual Barang yang Kurang / Tidak Laku di Toko Online"
Posting Komentar